Alasan Netanyahu tampaknya senada. Trump dianggap berkontribusi dalam mendukung kampanye militer Israel melawan Iran yang berlangsung selama 12 hari pada bulan Juni lalu.
Setelah membantu Israel melakukan serangan ke beberapa fasilitas strategis Iran, Trump dinilai berhasil menjembatani gencatan senjata yang saat ini masih berlangsung antara kedua negara.
Lebih jauh, gencatan senjata ini dianggap bisa membuka jalan bagi tekanan diplomatik agar Iran kembali ke meja perundingan untuk membahas persoalan nuklir.
Baca Juga: Banjir Parah Landa Wilayah Jakarta, 141 RT dan 7 Ruas Jalan Terendam
Dengan dukungan dari dua negara besar seperti Israel dan Pakistan, peluang Trump untuk masuk dalam daftar calon penerima Nobel Perdamaian tahun ini semakin terbuka lebar, meski keputusan akhir tetap berada di tangan Komite Nobel di Oslo.***
Artikel Terkait
Kali Pertama Ikut KTT BRICS Sebagai Anggota Penuh, Presiden Prabowo Dapat Sambutan Istimewa di Brasil
Banjir Parah Landa Wilayah Jakarta, 141 RT dan 7 Ruas Jalan Terendam
Presiden Prabowo Subianto Hadiri Langsung KTT BRICS 2025 Di Brasil, Momen Debut Indonesia Sebagai Anggota Tetap
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Resmi Melantik Agus Fathoni Sebagai PJ Gubernur Papua
Peringati 10 Muharam, IFG Berbagi Bersama 100 Anak Penerima Manfaat di Panti Asuhan dan Dhuafa Anni'mah