Bingkai Nasional - Setiap orang yang ingin mempelajari ilmu sosial (antropologi, pendidikan, ekonomi, psikologi, sejarah, termasuk juga ilmu sosiologi) itu tidak bisa meninggalkan atau menghindari dari yang namanya filsafat sosial.

Dikarenakan ilmu sosial sendiri ini adalah sebuah mercusuar bagi sebuah bangunan ilmu-ilmu sosial yang ada.

Di satu sisi, sebagai mercusuar bagi bangunan ilmu-ilmu yang ada, ia merupakan sebuah bangunan yang berbentuk menara, maksudnya dalam artian bahwa ilmu sosial ini adalah sebagai sebuah puncak eksistensi ilmu-ilmu yang ada, dalam hal ini ilmu sosial.

Di sisi lain filsafat sosial ini sebagai mercusuar, juga sebagai penerang bagi ilmu-ilmu sosial di sekitarnya sehingga watak dari ilmu sosial ini sendiri tidak statis, stagnan, atau berhenti mengembangkan wahana, wacana, dan ruang lingkup baru di bidang kajian-kajian ilmu sosial.

Oleh karena itu, pada zaman postmodernisme seperti sekarang ini, sosiologi itu tidak membatasi hanya pada wilayah kajian tentang struktur masyarakat saja terutama yang berlandasan kaidah-kaidah metode ilmiah yang ketat atau terbatas, tetapi juga menerobos dan melintasi di siplin ilmu lainnya.

Seperti, mengarah ke budaya, psikologi, antropologi, Agama, bahkan berkaitan erat dengan ilmu-ilmu keislaman (keterhubungan mikrokosmos dan makrokosmos). (Rahman dkk, 2018). 

Sebaliknya, mempelajari filsafat sosial ini tidak bisa terlepas dari keterkaitan serta kajian di bidang sosiologi.

Baca Juga: Memahami Cabang Ilmu Biologi Secara Spesifik

Sebab, perkembangan lebih lanjut dari berbagai teori sosial atau filsafat sosial akan menjuru pada bidang sosiologi.

Hal ini terlihat dari terlihat dari terpisahnya berbagai cabang suatu ilmu dari filsafat secara keseluruhan menjelang abad ke 17.

Oleh karenanya, mempelajari gejala sosial dalam kajian sosiologis, di satu sisi membutuhkan perangkat sebuah analisis filosofis karena analisis filsafat itu sendiri dianggap lebih luas, mendalam, kritis, dan komprehensif.

Sosiologi dan filsafat ini diibaratkan seperti dua permukaan pada mata uang yang sama.

Ada juga manfaat praktis dari ilmu sosial itu sendiri.

Mempelajari ilmu sosial itu merupakan sebuah upaya kita untuk pembekalan terhadap pengetahuan kita ini dengan seperangkat pemahaman yang komprehensif, dimana kita kalau sudah terjun di kancah sosial, kita ini bisa memahami betapa kompleks kejadian, peristiwa, ideologi, keyakinan, dan berbagai faham apapun yang ada di suatu masyarakat itu.

oleh karena itu kita tidak boleh bersikap kaku, tertutup, dan cenderung memaksakan kehendak atau fanatisme atas keyakinan, kesukuan, ideologi yang kita miliki sendiri.