Bingkai Nasional - Warna adalah salah satu konsep yang akrab dalam kehidupan sehari-hari kita, namun dalam dunia ilmiah, konsep ini memiliki kompleksitas yang mendalam.
Mari kita menjelajahinya untuk memahami hakikat warna dan bagaimana manusia mempersepsinya.
Cahaya: Fondasi Warna
Warna, dalam konteks ilmiah, terkait erat dengan cahaya dan panjang gelombangnya. Cahaya adalah bentuk energi elektromagnetik yang bergerak dalam beragam panjang gelombang.
Manusia hanya mampu mendeteksi cahaya dengan panjang gelombang antara 380 hingga 750 nanometer, rentang ini dikenal sebagai spektrum cahaya tampak.
Spektrum cahaya tampak dimulai dengan panjang gelombang yang kita sebut sebagai ungu, dengan kisaran antara 380 hingga 450 nanometer, lalu berlanjut ke biru, hijau, kuning, dan jingga, sebelum berakhir dengan merah, dengan kisaran antara 590 hingga 750 nanometer.
Saat cahaya memasuki mata kita, panjang gelombang ini diproses oleh sel-sel khusus di retina, dan itulah yang kita identifikasi sebagai warna yang berbeda.
Proses Terbentuknya Warna
Warna apa pun yang kita lihat pada suatu objek adalah hasil dari sejumlah panjang gelombang tertentu yang diserap atau dipantulkan oleh bahan atau objek tersebut.
Sebagai contoh, ketika Anda melihat seseorang mengenakan baju berwarna merah, itu berarti bahwa baju tersebut menyerap atau memantulkan panjang gelombang cahaya yang lebih rendah dari 590 nanometer, sehingga panjang gelombang tersebut tidak mencapai mata Anda.
Namun, baju berwarna merah akan memantulkan panjang gelombang antara 590 hingga 750 nanometer, yang kemudian diinterpretasikan oleh mata kita sebagai warna merah.
Baca Juga: Susan B. Anthony: Pionir Gerakan Hak Pilih Perempuan di Amerika Serikat
Warna dalam Perspektif Ilmiah vs. Seni
Artikel Terkait
NBA Merilis Jadwal Musim 2023-24
J. Robert Oppenheimer: Ilmuwan dan Sains dalam Kontroversi
Susan B. Anthony: Pionir Gerakan Hak Pilih Perempuan di Amerika Serikat
Kepunahan Massal Dinosaurus: Kehancuran yang Dahsyat 66 Juta Tahun yang Lalu Illustrasi Kawah Chicxulub