Omicron mungkin bukan varian terakhir, tapi mungkin ia adalah varian terakhir yang ganas dan mematikan

photo author
- Minggu, 13 Februari 2022 | 18:35 WIB
Omicron (Satgas Covid 19)
Omicron (Satgas Covid 19)

 

Bingkai Nasional - Pertanyaan tentang apakah virus benar-benar hidup masih menjadi kontroversial. Tapi, seperti semua makhluk hidup, virus juga berevolusi.

Fakta ini kian jelas selama pandemi. Pasalnya, varian baru yang perlu dikhawatirkan karena penularan cepat dan mematikan (variant of concern) muncul setiap beberapa bulan.

Beberapa varian virus lebih mudah menyebar dari orang ke orang. Akhirnya keberadaan varian itu menjadi dominan karena mengalahkan versi SARS-CoV-2 awal yang lebih lambat; virus penyebab pandemi Covid-19.

Baca Juga: Omicron Sinyal Akhir Sebuah Pandemi

Peningkatan kemampuan penyebaran ini berasal dari mutasi pada protein spike (S) – proyeksi berbentuk jamur pada permukaan virus – agar mampu menempel lebih kuat di reseptor ACE2.

ACE2 adalah reseptor di permukaan sel, seperti yang melapisi saluran udara manusia, tempat virus menempel untuk masuk dan bereplikasi.

Mutasi tersebut memungkinkan varian alfa, dan kemudian varian delta, menjadi dominan di seluruh dunia. Para ilmuwan memperkirakan omicron akan menyebabkan hal yang sama.

Namun, virus tidak bisa terus menerus mengganas. Hukum biokimia menjelaskan bahwa virus pada akhirnya akan mengembangkan protein S untuk mengikat ACE2 sekuat mungkin. Dalam kondisi itu, kemampuan SARS-CoV-2 untuk menular pada orang-orang tidak akan dibatasi oleh seberapa baik virus dapat berada di luar sel.

Faktor-faktor lain akan membatasi penyebaran virus. Misalnya terkait kecepatan genom bereplikasi, kecepatan virus untuk memasuki sel melalui protein TMPRSS2, dan jumlah virus yang dapat dilepaskan oleh orang yang terinfeksi. Pada prinsipnya, semua varian ini pada akhirnya akan berkembang ke kinerja terbaik mereka.

Apakah mutasi omicron sudah mencapai puncaknya? Belum ada alasan yang kuat untuk mengasumsikan itu.

Studi “gain-of-function” – untuk melihat mutasi apa yang dibutuhkan SARS-CoV-2 untuk menyebar lebih efisien – telah mengidentifikasi banyak mutasi yang dapat meningkatkan kemampuan protein S untuk mengikat sel manusia yang tidak dimiliki omicron.

Aspek lain dalam siklus hidup virus pun masih bisa berubah. Misalnya replikasi genom sebagaimana yang sudah saya sebutkan di atas.

Mari kita asumsikan sejenak bahwa omicron adalah varian dengan kemampuan menyebar yang sudah mencapai titik maksimum. Mungkin omicron tidak akan berkembang lagi karena dibatasi oleh kemungkinan genetik. Sebagaimana zebra tidak dapat mengembangkan mata di belakang kepala mereka untuk menghindari pemangsa.

Karena itu, masuk akal bila SARS-CoV-2 tidak dapat mencapai titik maksimum mutasinya (secara teori) karena seluruh mutasi tersebut harus terjadi sekaligus. Karena itulah, kemungkinan kemunculan generasi terbarunya sangat kecil.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Meidy Achmad Harish

Sumber: The Conversation

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Negara Paling Antikorupsi di Dunia

Kamis, 1 Februari 2024 | 19:18 WIB

Kenapa Jepang Selalu Rapih Dalam Hal Apapun?

Kamis, 1 Februari 2024 | 17:15 WIB

Terpopuler

X