Bingkai Nasional - Berada di Afrika Timur, Republik Burundi menjadi negara termiskin di dunia dengan penghasilan warganya adalah sekitar 180 USD atau sekitar Rp2.800.000 per tahunnya berdasarkan International Monetary Fund atau IMF.

Tidak hanya sebagai negara termiskin di dunia, Burundi juga dikenal sebagai negara paling tidak bahagia di dunia.

Ada sekitar 12,5 juta orang yang tinggal dalam kemiskinan di negara yang memiliki luas sekitar 27.000.834 Km persegi tersebut.

Baca Juga: DJP Akan Blokir Rekening Bank Wajib Pajak Yang 'Nakal'

Kebanyakan dari warganya adalah bertani dan berdagang sebagai mata pencaharian utama mereka, dengan tingkat harapan hidup rata-rata adalah sekitar 49 tahun.

Dan meskipun kini sudah tahun 2022, banyak orang di Republik Burundi yang belum menggunakan smartphone dan masih menggunakan handphone polyphonic.

Berdasarkan data tahun 2021, hanya 13% penduduknya yang memiliki akses internet, dan Burundi merupakan negara keempat dengan akses internet terendah di dunia.

Sebagai negara terpadat kedua di Afrika, Burundi memiliki warga lebih dari 70% total populasi yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan satu dari setiap 20 orang meninggal karena kekurangan gizi atau kelaparan.

Di Burundi, banyak anak-anak yang lebih memilih bekerja daripada sekolah. Dan hanya 32% siswa di negara ini yang menyelesaikan pendidikan hingga tingkat menengah, dan kurang dari satu persen yang melanjutkan pendidikan ke universitas.

Kebutuhan paling mendasar di negara ini ada di tangan satu perusahaan yang memproduksi gula, kopi, hingga semen.

Menurut data resmi, 20% dari populasi perempuan di negara ini dipaksa untuk menikah sebelum usia 18 tahun.

Dan orang-orang di Burundi beranggapan bahwa memiliki anak adalah sebuah berkah.

Mereka rata-rata memiliki 5 anak dari setiap perempuan, dan bagi beberapa pria dari generasi sebelumnya biasanya memiliki 25 hingga 30 anak dari lebih dari satu perempuan.

Tingkat pertumbuhan penduduk di Burundi adalah yang tercepat ketiga di dunia menurut laporan tahun 2021.

Menurut WHO hanya ada satu dokter untuk setiap 35.000 orang di Burundi, dan 2 juta orang yang tinggal di sini belum pernah ke rumah sakit seumur hidup mereka.