Satgas Premanisme Resmi Dibentuk, KDM Targetkan Jabar Jadi Provinsi Paling Ramah Investasi

BINGKAINASIONAL.COM - Satuan tugas (Satgas) Pemberantasan Premanisme di Jawa Barat akhirnya sudah resmi terbentuk.

Gubernur Dedi Mulyadi tekankan pemberantasan premanisme di Jawa Barat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ke depannya.

Hal demikian disampaikan oleh Dedi Mulyadi saat pimpin apel kesiapsiagaan Satgas Pemberantasan Premanisme di Kawasan Industri KIIC, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada hari Kamis, 28 Maret 2025.

Baca Juga: Kapan Pelaksanaan Lebaran Idul Fitri 2025? Ini Ketetapan Muhammadiyah, NU dan Pemerintah

Dedi Mulyadi mengutarakan bawa Satgas Pemberantasan Premanisme ini dibentuk atas dasar inisiatif karena sebelumnya banyak fenomena pemalakan dan pungutan liar yang makin merebak di Jawa Barat.

Menurutnya, banyak aksi pemungutan liar yang merugikan banyak pihak seperti supir truk yang sempat dipalak 50 ribu per karcis.

"Saat malam saya menerima laporan. Laporan anu iyeu ditangkap (ini ditangkap), ini ditangkap, satu sopir harus bayar ke dia Rp50 ribu, satu truk. Tiap bulan dia duduk, bisa dapat gaji Rp40-50 juta, cuma jualan karcis. Ini baru dari satu titik." ujar Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Pasca RUU TNI Disahkan, Kemhan Tegaskan Siber Bukan untuk Mata-matai Sipil

Dalam kesempatan tersebut, Kang Dedi sapaan akarab Dedi Mulyadi, menegaskan agar Satgas Pemberantas Premanisme menjalankan tugasnya dengan optimal.

Sebeb menurutnya, apabila premanisme ini diberantas habis maka ke depanya Jawa Barat akan semakin makmur dan sejahtera.

"Kalau ini dibersihkan, nanti Jawa Barat bisa nikmati jalannya mulus, rumah rakyatnya pada bagus, listriknya menyala, masyarakatnya nyaman," imbuhnya.

Baca Juga: Menhub Pastikan Kesiapan Armada Pesawat Jelang Puncak Arus Mudik Lebaran 2025

Tak hanya itu, Satgas Pemberantas Premanisme ini diharapkan dapat membangun citra baik bagi Jawa Barat sebagai provinsi yang ramah terhadap investasi.

"Nanti akan terbangun opini, Jawa Barat sebagai provinsi paling ramah investasi," ungkap Dedi Mulyadi.