BINGKAI NASIONAL - Indonesia Financial Group (IFG) melaksanakan agenda 'IFG Media Brief: Insurance Industry Outlook - Challenges and Opportunities'.
Acara tersebut dilangsungkan di Graha CIMB Niaga, Jakarta pada hari ini, Rabu, 30 Juli 2025.
IFG atau Indonesia Financial Group ini merupakan holding BUMN Asuransi, Penjamin dan Investasi yang merupakan bagian dari Danantara Indonesia.
Baca Juga: Lewat Kehumasan Partisipatif, Bawaslu Kabupaten Bandung Gaungkan Peran Publik untuk Demokrasi Pemilu
IFG memandang pertumbuhan dan keberlanjutan industri asuransi nasional tidak dapat dipisahkan dari perannya sebagai penggerak stabilitas system keuangan nasional.
Memasuki Semester II tahun 2025, industri asuransi Indonesia dihadapkan pada tantangan struktural yang tidak ringan. Ketidakpastian global, tekanan inflasi, pelemahan daya beli masyarakat, serta peningkatan rasio klaim di sektor asuransi umum, menjadi faktor yang harus direspons dengan kehati-hatian dan strategi adaptif.
Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S. Adji menuturkan, asuransi berfungsi sebagai pelindung risiko yang mendukung keberlanjutan sektor produktif dan perlindungan sosial masyarakat.
Baca Juga: Soroti Tren Positif Kepercayaan Publik, I Gede Parasara: Bawaslu Patut Berbangga!
“Industri asuransi kini memikul peran strategis sebagai instrumen keuangan yang memberikan perlindung terhadap risiko. Integrasi kebijakan, pengawasan adaptif, dan literasi publik menjadi pondasi ekosistem terintegrasi.”
Melihat prospek industri asuransi saat ini, Denny menilai peluang tetap terbuka lebar melalui reformasi kebijakan, digitalisasi layanan, serta komitmen pemangku kepentingan dalam membangun sistem keuangan yang berkelanjutan.
"Di tengah tekanan eksternal dan domestik, industri asuransi perlu menata ulang pendekatan bisnis dengan menempatkan tata kelola, inovasi, dan integrasi sebagai fondasi utama."
Baca Juga: BMKG Beri Imbauan, Gempa Bumi Magnitudo 8,7 di Rusia Berpotensi Tsunami Hingga ke Indonesia
Dirinya berpandangan, industri asuransi dan dana pensiun memegang peranan strategis sebagai investor di pasar keuangan nasional, dengan kepemilikan sekitar 19% pada Surat Berharga Negara (SBN).