Sementara itu, pemandu wisata Patrick Nathanael Lintamoni menambahkan bahwa Pulau Yevnabi adalah cleaning station atau tempat ikan pari manta dan habitat bayi manta serta paus sperma membersihkan tubuh dari parasit itu hanya 15 km dari Batang Pele.
Baca Juga: Kebijakan Dedi Mulyadi Masukkan Siswa Nakal ke Barak Tuai Pro Kontra, Denny Cagur Bilang Begini
Patrick mendesak pemerintah memastikan perlindungan habitat dan kelestarian geopark, bukan sekadar mengalihkan perhatian pada Pulau Gag.
“Kondisi lima pulau suaka alam, Manyefun, Waisilip, Bianci, Mutus, dan Nyos Manggara, masih terjaga, tapi siapa yang menjamin kalau tambang mulai bergerak?” ujar Patrick.
Raja Ampat sendiri menyandang status UNESCO Global Geopark dan Kawasan Konservasi Perairan Nasional dengan 70 persen spesies karang dunia berada di kawasan ini.
Masyarakat berharap Kementerian ESDM segera meninjau ulang IUP PT Mulia Raymond Perkasa dan PT Anugerah Pertiwi Indotama demi menjamin pariwisata berkelanjutan dan perlindungan lingkungan.
***
Artikel Terkait
Kasus Covid 19 Naik Lagi di Kawasan Asia Tenggara, DPR Serukan Siaga Nasional
IFG Wujudkan Kepedulian Sosial Melalui Aksi Donor Darah di HUT ke-32 PT GNTU, 250 Pendonor Ikut Berkontribusi
Tim Pengawas KLH/BPLH Terus Soroti Indikasi Pelanggaran Aktivitas Tambang di Kawasan Raja Ampat
Momen Sri Mulyani Kunjungan ke Kabupaten Nduga Sambil Mengenakan Rompi Anti Peluru
Temui Anggota Geng Motor yang Bikin Rusuh di Cirebon, KDM: Mau 'Dipesantrenkan atau Penjara?'