Islam dan Demokrasi
Realitas dan prinsip demoktasi dalam islam telah di praktikkan sejak zaman Rasulullah.
Namun setelah itu, prinsip ini tidak lagi berjalan pada sebagian negara islam.
Musyawarah adalah salah satu bentuk prinsipnya, yang mana mengambil keputusan itu berdasarkan kesepakatan bersama, dengan mengutamakan kepentingan umum daripada individu.
Selain itu, bentuk keadilan sebagai penegakan hukum di berbagai bidang kehidupan sehingga berjalan adil nan bijaksana.
Setiap orang yang terlibat dalam demokrasi haruslah menjaga amanah, yang dititipkan saat musyawarah dan memiliki rasa tanggung jawab.
Sebuah jabatan dan kekuasaan adalah amanah yang harus dilaksanakan.
Bagi seorang muslim, kebebasan berpendapat wajib diterapkan dengan tangung jawab.
Sebagaimana dalam firman Allah ta’ala (QS an nisa:59) yang artinya, ”Wahai orang orang yang beriman,taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri diantara kalian. Kemudian, jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al quran) dan Rasul (sunnahnya).”
Jadi, islam adalah sebuah ideologi bukan demokrasi. Dan islam memandang politik sebagai pengurusan umat di dalam dan di luar negri dengan menerapkan syariat kaffah.
Umat wajib mengontrol politik kekuasaan supaya tidak menyelisihi syariat. Mengoreksi penguasa menjadi kewajiban politik terbesar bagi umat.
Orientasi utama politik islam terkait dengan masalah kekuasaan yakni tegaknya hukum hukum Allah ta’ala di muka bumi.
Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi ialah kekuasaan Allah ta’ala semata.
Bahkan islam menentang adanya penguasaan absolut seorang atas yang lainnya.
Artikel Terkait
Profil Tjahjo Kumolo, Politikus Sejak Masih Mahasiswa
Tips Memilih Laptop Untuk Pelajar & Mahasiswa, Baca Dulu Biar Gak Salah Beli
Perbedaan SNMPTN dan SNPMB. Calon Mahasiswa Baru Wajib Tahu!
5 Soft Skill Yang Dibutuhkan Dalam Dunia Kerja 2023, Mahasiswa Wajib Tau!
Langkah Langkah Penelitian Tindakan Kelas, Mahasiswa Wajib Tau!