Hasil Labfor Ijazah Jokowi Dinyatakan Autentik, Bareskrim Polri Hentikan Penyelidikan Kasusnya

BINGKAINASIONAL.COM - Bareskrim Polri menyatakan keautentukan ijazah S1 Universitas Gadjah Mada (UGM) milik Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskem Polri, Brigjen Djuhandani rahardjo.

Ketika menjelaskan hasil pendidikan terkait dugaan kepemilikan ijazah palsu milik Jokowi yang dilaporkan oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivitas.

Baca Juga: Kejagung Bongkar Dugaan Mantan Bos Sritex Pakai Kredit Bank Bukan Buat Modal, Tapi untuk Hal Ini

Bareskrim Polri mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan dokumen asli ijazah sarjana kehutanan atas nama Joko Widodo di kampus UGM.

Selain dari itu, para tim penyelidik juga melakukan uji coba laboratorium forensik dengan membandingkan ijazah milik 3 rekan kuliah Jokowi di fakultas kehutanan UGM.

Beberapa hal yang jadi pembanding meliputi bahan kertas, pengamatan kertas, teknik cetak, tinta, tulisan tangan, cap, stempel dan tinta tangan milik Dekan dan juga Rektor Universitas Gadjah Mada pada saat itu.

Baca Juga: Perkuat Hubungan Kemitraan, Komisi A DPRD Kabupaten Bandung Adakan Kunjungan ke Kantor Bawaslu

"Dari penelitian tersebut, maka antara bukti dan juga pembanding sudah identik atau memang berasal dari produk yang sama" kata Johandani di Bareskrim Polri, Rabu 21 mei 2025.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan berbagai fakta terkait kepemilikan ijazah Jokowi dari mulai tingkat SMA sampai sarjana.

"Tadi juga kami sampaikan terkait pelaksanaan kepastian hukum kepastian hukum apa yang disampaikan saat rilis bahwa tidak ada atau tidak ditemukan peristiwa pidana," ujarnya.

Baca Juga: Tak Gentar Kritik, Dedi Mulyadi Ubah Barak TNI Jadi Sekolah Kebangsaan Jabar Istimewa

Selain itu, Bareskrim juga mendapatkan fakta bahwa Jokowi memenuhi syarat kelulusan di fakultas kehutanan UGM.

Bareskrim menyatakan pihaknya tidak menemukan tindak pidana dalam laporan terkait ijazah Jokowi dan memutuskan menghentikan penyelidikan laporan terkait ijazah palsu milik Presiden RI ke-7 tersebut.***