BINGKAINASIONAL.COM - Ketua Komisi D Kabupaten Bandung, Cecep Suhendar mengkritisi terkait bisnis buku pelajaran yang kerap terjadi di beberapa lembaga pendidikan.
Menurutnya, penjualan secara paksa baik buku pelajaran maupun seragam sekolah terhadap siswa merupakan hal yang dilarang.
"Penjualan paksa terhadap orang tua atau siswa di satuan pendidikan, baik itu berupa buku pelajaran, seragam sekolah, atau seragam lainnya. Kebijakan pemerintah provinsi maupun kabupaten itu sangat dilarang," kata Cecep Suhendar dalam sebuah keterangan, Kamis 24 Juli 2025.
Baca Juga: Gandeng Mahasiswa KKN dan Karang Taruna, Bawaslu Kabupaten Bandung Gelar Soswatif di Alam
Kemudian ia menyebut bahwa pemanfaatan teknologi dalam hal ini sangat dibutuhkan, guna membebani orang tua.
"Untuk mengurangi beban orang tua, kaitan buku mata pelajaran yang harus dimiliki oleh siswa baiknya menggunakan teknologi IT, " ujarnya.
Ia menegaskan bahwa buku pelajaran tidak perlu dibeli, melainkan diganti dengan yang lebih praktis dan efisien yakni e-book.
Baca Juga: Direkrut Persib Bandung, Lucho Curhat Soal Hal yang Disukainya Saat Bermain
"Jadi buku-buka tidak usah dibeli. Buku-buka itu bisa berbentuk e-book. Jadi ketika e-book saya kira ini bisa di share ke siapapun, ke murid manapun. Sehingga orang tua tidak terbebani untuk membeli. Lebih murah, efektif, dan tetap e-book ini masih bisa dibaca dan menjadi bahan tuntunan pembelajaran," pungkasnya.
Problem tersebut menurutnya mesti diperhatikan oleh dinas pendidikan, agar permasalahan yang kerap terjadi tidak terulang kembali.
"Sudah saatnya dinas pendidikan untuk penerapkan untuk semua buku pelajaran menjadi e-book. Agar ini bukan menjadi permasalahan kembali dan ketika buku pembelajaran ini harus dibeli orang tua, ini terkesan menjadi sebuah bisnis yang terselubung. Sehingga e-book ini akan membantu mengurangi beban orang tua tanpa membeli buku paket pelajaran," tuturnya. ***