Bingkai Nasional – Kementerian Kesehatan Gaza pada Kamis pagi, 12 Oktober 2023, mengumumkan bahwa warga Palestina yang tewas akibat gempuran Israel naik menjadi sekitar 1.200 orang dengan hampir 5.000 orang lainnya terluka.

Wakil Menteri Kesehatan Yusuf Abu al-Reesh mendatangi Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza untuk mengecek kondisi layanan kesehatan.

"Jumlah martir sudah mendekati angka 1.200 dan sekitar 5.000 orang terluka," kata al-Reesh saat konferensi pers usai melakukan pengecekan.

Baca Juga: Siapa Sebenarnya Tentara Hamas, Kok Bisa Menembus Pertahanan Israel?

Menurutnya, korban tewas terbanyak adalah anak-anak dan perempuan. Sekitar 300 anak dan 200 perempuan telah tewas dalam serangan tersebut.

Serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina, dimulai pada tanggal 10 Oktober 2023, setelah militan Hamas melancarkan serangan roket ke Israel.

Serangan tersebut telah menyebabkan kerusakan luas di Jalur Gaza, termasuk rumah-rumah, sekolah, dan rumah sakit.

Pemerintah Israel telah membela serangan tersebut, mengatakan bahwa mereka diperlukan untuk menghentikan serangan roket Hamas.

Namun, komunitas internasional telah mengutuk serangan tersebut, mengatakan bahwa mereka tidak proporsional dan telah menyebabkan korban sipil yang tidak perlu.

Berikut adalah rincian korban tewas dan terluka dalam serangan Israel ke Jalur Gaza:

• Korban tewas: sekitar 1.200 orang, termasuk 300 anak dan 200 perempuan.
• Korban terluka: hampir 5.000 orang.

Serangan Israel ke Jalur Gaza adalah salah satu konflik paling mematikan antara Israel dan Palestina dalam beberapa tahun terakhir.

Konflik ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang eskalasi kekerasan di kawasan tersebut.

Baca Juga: 24 Jam Perang Israel dan Hamas, Korban Jiwa Mendekati 1000 Orang

Juru bicara Kemenkes Esref al-Kudra lewat pernyataan juga mengatakan situasi yang membludak membuat pasien dan korban luka ditampung dan dirawat di lantai rumah sakit.

Al-Kudra memperingatkan bahwa Israel terus memutus jaringan listrik, air, dan bahan bakar, yang menimbulkan "bahaya besar" dan berpotensi menyebabkan "bencana kesehatan dan lingkungan yang parah" .