BINGKAINASIONAL.COM - Kebijakan perdagangan yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2 April 2025, dikenal sebagai 'Hari Pembebasan'(Tarif Resiprokal).
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump, diperkirakan akan memiliki dampak signifikan terhadap harga barang di pasar global.
Inilah beberapa efek utama dari kebijakan tarif Trump :
- Kenaikan Harga Barang: Tarif impor yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya barang yang diimpor ke AS. Perusahaan yang harus membayar tarif tambahan cenderung akan meneruskan biaya tersebut kepada konsumen, sehingga harga barang di toko akan melonjak.Hal ini dapat menyebabkan inflasi, yang pada gilirannya mengurangi daya beli masyarakat.
Baca Juga: PPPK Paruh Waktu Bisa Diangkat Jadi Penuh Waktu, Segini Besaran Gajinya!
- Dampak pada Rantai Pasokan Global: Kebijakan tarif dapat mengganggu rantai pasokan global, membuat biaya logistik meningkat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Perusahaan mungkin mengurangi jumlah barang impor atau mencari sumber alternatif yang lebih mahal, yang dapat memicu kelangkaan beberapa produk di pasar.
- Trade Diversion: Dengan adanya tarif, pelaku bisnis mungkin beralih dari pasar yang lebih murah ke pasar yang lebih mahal, menciptakan trade diversion.
Baca Juga: Dampak Serta Penyebab Tarif Resiprokal Donald Trump Terhadap Indonesia
Ini berarti bahwa negara-negara dengan biaya produksi lebih rendah akan kehilangan daya saingnya.
Sementara negara-negara dengan biaya lebih tinggi mungkin melihat peningkatan permintaan untuk produk mereka.
- Gejolak Ekonomi Global: Kebijakan tarif ini dapat memicu ketidakpastian di pasar keuangan global. Misalnya, harga saham di AS dan negara-negara Asia mengalami penurunan sebagai respons terhadap kebijakan tersebut, dan harga emas melonjak sebagai reaksi terhadap ketidakpastian ekonomi.
Baca Juga: Tarif Resiprokal Kebijakan Donald Trump, Berikut Penjelasannya
- Inflasi dan Kebijakan Moneter: Kenaikan harga barang akibat tarif dapat mendorong inflasi di AS, yang mungkin membatasi ruang bagi Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga.
Ini juga dapat mempengaruhi kebijakan moneter di negara lain, termasuk Indonesia, yang mungkin perlu menyesuaikan suku bunga mereka untuk menangani dampak inflasi.
Artikel Terkait
Persib Dipastikan Tidak Diperkuat David da Silva dan Kastaneer saat Lawan Borneo FC
Ingatkan Pemerintah Daerah Soal Tenaga Baru Honorer, Bima Arya: Ikuti Skema Pusat!
Trump Umumkan Tarif Impor Baru AS terhadap Indonesia Sebesar 32 persen
Begini Tips dan Cara Praktis Membuat Bika Ambon untuk Pemula!
Respons Istana Setelah Trump Tetapkan Tarif Impor 32 Persen untuk Indonesia