Bingkai Nasional - Aksi dari pencabulan kembali terjadi di Kabupaten Batang. Kali ini, perilaku yang sangat tidak terpuji terjadi di sebuah pondok pesantren di Desa Wonosegoro, Kecamatan Bandar.
Pelaku pencabulan tersebut adalah seorang oknum dari pondok pesantren yang diketahui berinisial W.
Sedangkan untuk korban santriwati adalah dari setempat. Korban diperkirakan mencapai lebih dari puluhan santriwati. Mereka yang dicabuli rata-rata masih SMP dan juga SMA.
Kades Wonosegoro Solichin mengatakan bahwa, “Saya tahu mengenai informasi tersebut sudah sejak hari Minggu pada tanggal 2 April 2023 ketika ada seorang polisi datang ketempat sini. Tak hanya itu juga ada telepon dari Polres Batang. Tanya mengenai bagaimana dengan pondok pesantren Wonosegoro, saya tidak tahu. Karena selama ini tidak ada keluhan apa-apa dari pondok pesantren Wonosegoro”.
Pesantren Wonosegoro ini mempunyai sekolah formal yaitu jenjang SMP dan juga jenjang SMK.
Untuk total siswa diperkirakan adalah sekitar 500 an.
Mereka yang sekolah disitu adalah mayoritas berasal dari Kabupaten Batang dan juga Pekalongan.
Solichin menyakinkan juga bahwa dari warganya tidak ada yang nyantri di pondok pesantren tersebut.
“Di desa Wonosegoro tidak ada masalah. Masalahnya bukan orang-orang di sini. Jadi jangan ikut campur. Saya tahu penjahatnya, tapi saya tidak tahu karena mereka hanya keluar pada hari Jumat di masjid. Pelakunya adalah orang biasa," katanya.
Baca Juga: Bandingkan NTT Sekolah Jam 5 Dengan Pesantren, Warganet Ini Diserbu Warganet Lain
Bersamaan dengan itu, polisi melakukan pemeriksaan TKP kemarin sore, Rabu (5/4).
Beberapa barang bukti disita polisi. Seperti kasur, karpet, sprei, pakaian.
Kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan Badan Kesejahteraan Sosial, Kemenag, Dinas Kesehatan dan DP3AP2KB Kabupaten Batang.
Selama pengurusan TKP, aktivitas para santri tetap berjalan seperti biasa. Siswa masih membaca Alquran di dalam ruangan.
Informasi yang dihimpun, melaporkan lima siswa adalah korban pencabulan.
Artikel Terkait
Antisipasi Paham Radikal, Polda DIY Bersinergi Dengan Pesantren. Gus Jaroh: Wajib Hukumnya Cinta Tanah Air
Atta Halilintar Bangun Pesantren. Gus Miftah: Jangan Latah
Viral Santri Tidak Pernah Dijenguk Oleh Orang Tuanya. Warganet: Calon Ulama Besar
Sejarah Hari Santri Nasional dan Resolusi Jihad, Akan Diperingati 22 Oktober
7 Pesantren di Bandung Terbaik Penghasil Hafiz