BINGKAINASIONAL.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sempat mendapatkan kritikan pedas terkait Sekolah Kebangsaan atau pendidikan di barak militer.
Kendati begitu, Dedi Mulyadi tetap melanjutkan program tersebut, karena memiliki alasan rasional alias masuk akal atas keputusan tersebut.
Tak seperti yang ada dalam pikiran kebanyakan warga Jawa Barat terkait akan diberlakukannya didikan keras di barak militer, Dedi Mulyadi justru menyebut bahwa pelajar dididik oleh pendidik profesional.
Baca Juga: Mengenal Kontrak Karya atau Hak Istimewa Izin Usaha PT Gag Nikel di Raja Ampat
“Sekolah Kebangsaan itu ngajarin apa? Sekolah Kebangsaan itu adalah ngajarin pelatih-pelatih. Orang nggak ngerti, yang ngajar di militer itu bukan militer tempur. Yang ngajar di militer itu pelatih, pendidik yang secara emosi dan kejiwaan, dia sudah sangat terlatih menghadapi berbagai situasi,” kata Dedi Mulyadi, dikutip dari YouTube Lembur Pakuan Channel pada Selasa 10 Juni 2025.
Menurutnya, siswa nakal dengan kenakalan yang beragam semisal tawuran, kecanduan game online, dan kebut-kebutan di jalanan berasal dari masyarakat menengah ke bawah.
“Hari anak-anak yang kehilangan arah, anak-anak yang tawuran, anak yang mengkonsumsi mobile legends sampai pagi, rata-rata ekonominya menengah ke bawah, saya katakan orang tuanya miskin,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyebut bahwa banyak sekali perbedaan antara anak yatim dulu dengan sekarang akibat berbeda zaman.
Dedi Mulyadi menegaskan, agar generasi penerus bangsa tidak kebablasan dengan yang berbau negatif, maka Sekolah Kebangsaan ini hadir sebagai solusi dengan pendidik terlatih.
“Karena kategorinya tetap pelatih, maka sikapnya kebapakan. Anak-anak ini kehilangan bapaknya. Saya katakan anak-anak Jawa Barat banyak yang yatim meskipun bapaknya ada,” ujarnya.
Baca Juga: POCO F7 Ultra Unjuk Gigi dengan Kamera Super Unik, Ini Fitur-Fitur Kerennya!
Ditambah, dalam sekolah kebangsaan ini dihadirkan juga ratusan psikolog dan grafolog untuk mencari akar masalah serta solusi yang tepat.
Kemudian ia mengungkapkan bahwa rata-rata anak yang bermasalah dan kini berada di barak militer sebenarnya kehilangan figur ayah dalam memberi contoh untuk keseharian mereka.
Artikel Terkait
Bukan Main! Dedi Mulyadi Sebut Selesaikan Problem Indonesia Harus Dimulai dari Jabar, Ini Alasannya
20 Manfaat Air Kelapa Hijau, Minuman Segar yang Kaya Khasiat
Infinix Bakal Kembali Merilis XPad 20 di Indonesia, Ini Beragam Fitur Unggulannya
Sempat Terpuruk di Awal BRI Liga 1 2024/2025, Tavers Sebut PSM Makassar Berhasil Akhiri Musim Fantastis
Tegas! Prabowo Subianto Cabut 4 Izin Usaha Tambang di Raja Ampat