BINGKAINASIONAL.COM - Konservasi Indonesia (KI) menyoroti nilai ekologis, ekonomi dan sosial besar di Raja Ampat berdasarkan studi yang telah dilakukan.
KI juga mengapresiasi niat baik pemerintah dalam mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) di kawasan Raja Ampat untuk menekan potensi kerusakan.
Senior Vice President and Executive Chair KI Meizani Irmadhiany mengatakan nilai ekologis, ekonomi dan sosial yang telah dibangun masyarakat di Raja Ampat sejak lama tidak tergantikan nilainya.
Baca Juga: Evita Nursanty Soroti Potensi Kerusakan Terumbu Karang Akibat Hilirisasi Nikel
"Kami menyambut baik keputusan pemerintah untuk mencabut IUP di kawasan Raja Ampat. Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa kawasan dengan nilai ekologis setinggi Raja Ampat tetap terlindungi dari aktivitas yang berpotensi merusak," ungkapnya.
Ia mengungkapkan bahwa dunia sudah mengakui kawasan Raja Ampat dengan pengukuhannya sebagai situs geopark UNESCO pada 2023.
Berdasarkan hal tersebut, setiap kebijakan yang menyangkut Raja Ampat seperlunya berpijak pada prinsip keberlanjutan dan perlindungan jangka panjang, bukan hanya kepentingan ekonomi sesaat.
Baca Juga: Mengenal Kontrak Karya atau Hak Istimewa Izin Usaha PT Gag Nikel di Raja Ampat
Pernyataan serupa dilontarkan oleh Senior Ocean Program Advisor KI Victor Nikijuluw yang menyebutkan bahwa pada studi 2017 oleh Konservasi KI dengan beberapa Universitas menunjukkan Raja Ampat mampu menampung hingga 21.000 wisatawan per tahun tanpa merusak lingkungan.
Satu wisatawan asing dapat menghabiskan 1.000 dolar AS selama satu pekan kunjungannya ke Raja Ampat untuk biaya konsumsi, transportasi ingga homestay.
Maka, menurutnya setiap 1.000 wisatawan asing akan berkontribusi sekitar 1 juta dolar AS ke ekonomi lokal disana tanpa ada kerusakan lingkungan.
Baca Juga: Alasan IUP Gag Nikel Tidak Dicabut, Ternyata Memiliki Hak Istimewa Ini
"Angka tersebut belum termasuk efek dari perputaran transaksi selama kunjungan turis tersebut. Kami mengestimasikan untuk trickle-down and multiplier effects sektor wisata Raja Ampat ini bisa mencapai 31,5 juta dolar AS, sehingga total value wisata keseluruhan sangat mungkin untuk mencapai 52,2 juta dolar AS," jelas Victor.
Ia juga mengestimasikan kehancuran ekonomi jika ekosistem bawah laut Raja Ampat rusak akibat pencemaran tambang dan hilir mudik transportasi pertamangan.
Artikel Terkait
Pekerja dan Guru Honorer Full Senyum! BSU Siap Dicairkan untuk Bulan Juni dan Juli 2025
Update Harga Emas Antam Hari Ini Kamis 5 Juni 2025, Informasi Penting untuk Investasi Anda!
Kabar Gembira! BSU Cair Juni 2025, Cek Besaran dan Syaratnya di Sini
Dedi Mulyadi Perpanjang Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor hingga 30 Juni 2025
Dedi Mulyadi Sebut Bandara Kertajati Layaknya 'Peuteuy Selong', Mesti Nombok Rp 60 Miliar per Tahun